RENUNGAN SAAT TERTIMPA MUSIBAH
Erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur |
Ujian menyerang siapa
saja tidak pandang bulu. Sebagaimana orang miskin diuji, orang kaya pun
demikian. Sebagaimana rakyat jelata diuji, maka para penguasa juga diuji.
Bahkan, bisa jadi ujian yang dirasakan oleh penguasa dan orang-orang kaya lebih
berat daripada orang miskin dan rakyat jelata.
Jangan disangka hanya
si miskin yang menangis akibat ujian yang ia hadapi, atau hanya si miskin yang
merasakan ketakutan, bahkan penguasa bisa jadi lebih banyak tangisannya dan
lebih parah ketakutan yang menghantuinya daripada si miskin. Intinya, setiap
yang bernyawa pasti diuji sebelum maut menjemputnya, siapapun orangnya. Entah
diuji dengan kesulitan, atau diuji dengan kelapangan, kemudian ia akan
dikembalikan kepada Allah untuk dimintai pertanggungjawaban bagaimana sikap dia
dalam menghadapi ujian tersebut. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan” (QS. Al Anbiyaa’ : 35).
Memang dunia ini
adalah medan ujian, kehidupan ini ada medan perjuangan, Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Maha Suci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk : 1-2).
Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah
di antara kamu yang lebih baik amalnya” (QS. Huud : 7).
Jikalau orang kafir
juga tidak selamat dari ujian kehidupan, maka bagaimana dengan seorang yang
beriman kepada Allah? Pasti akan menghadapi ujian juga. Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-
Ankabuut : 2). Begitu juga dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “ Dan
sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan
dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al- Baqoroh : 155).
Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum
kamu? Mereka ditimpa oleh melapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan
(dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya :’bilakah datangnya pertolongan Allah?’. Ingatlah,
Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al- Baqoroh : 214).
Jika anda terkadang
merasakan ujian yang terus menimpa anda maka itulah yang pernah dirasakan oleh
seorang Imam besar sekelas Imam Syafii. Al-Imam Asy Syafii rahimahullah berkata
: “Cobaan zaman banyak tidak habis-habisnya...
Dan kegembiraan zaman
mendatangimu (sesekali) seperti sesekalinya hari raya. Bahkan terkadang ujian
datang bertubi-tubi dan bertumpuk-tumpuk. Imam Syafii rahimahullah juga berkata
: “ hal-hal yang dibenci tatkala datang bertumpuk-tumpuk... Dan aku melihat
kegembiraan datang sesekali”.
Berikut ini 10 perkara
yang hendaknya direnungkan oleh saya, anda dan kita semua jika ditimpa musibah
atau ujian :
- Yakinlah bahwa selain andapun juga diuji. Ada yang diuji dengan kemiskinan, ada yang diuji dengan harta, jabatan dan kekuasaan, ada diuji tertimpa bencana dll.
- Sabarlah
dengan ujian yang sedang anda hadapi. Alhamdulillah anda masih bisa
memikulnya. Bisa jadi jika anda diuji dengan ujian yang lain maka anda
tidak akan mampu menghadapinya. Yakinlah bahwa tidaklah Allah menguji
kecuali dengan ujian yang mampu dihadapi oleh seorang hamba.
- Terkadang
syaithan membisikkan kepada anda bahwa ujian yang anda hadapi sangatlah
berat dan tidak mungkin untuk anda pikul, maka ingatlah bahwa saat ini
masih terlalu banyak orang yang diuji dengan ujian yang jauh lebih berat
dengan ujian yang sedang anda hadapi.
- Bukankah
ujian jika dihadapin dengan kesabaran maka akan menghapus dosa-dosa dan
meninggikan derajat?
- Bahkan
bisa jadi Allah menghendaki anda untuk meraih sebuah tempat yang tinggi di
surga yang tidak mungkin anda peroleh dengan hanya sekedar amalan-amalan
sholeh anda. Amalan sholeh anda tidak cukup untuk menaikkan anda ke tempat
tinggi tersebut. Anda tidak akan mampu untuk sampai ke tempat tinggi
tersebut kecuali dengan menjalani ujian-ujian yang tidak henti-hntinya
untuk mengangkat derajat anda.
- Ingatlah,
dengan ujian terkadang kita baru sadar bahwasanya kita ini sangatlah lemah
dan selalu butuh kepada Allah Yang Maha Kuasa. Terkadang kita baru
mengenal yang namanya kusyu’ dalam sholat. Kita baru bisa merasakan
kerendahan yang disertai deraian air mata. Kita baru bisa merasakan
nikmatnya ibadah tatkala ujian datang, tatkala musibah menerpa.
- Ingatlah,
dengan ujian atau musibah yang menimpa kita terkadang menghilangkan sifat
ujub pada diri kita. Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu
mendapatkan kenikmatan terkadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa
bahwa diri kita hebat selalu beruntung. Jangan sampai kita salah persepsi
dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak
ditimpanya sang hamba dengan musibah. Bahkan perkaranya justru sebaliknya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Jika
Allah mencintai sebuah kaum maka Allah akan menguji mereka” (Dishahihkan
oleh Al- Albani dalam As-Shahihah no. 146).
- Berhuznudzonlah
kepada Allah, yakinlah bahwa dibalik ujian dan musibah yang menimpamu ada
kebaikan dan hikmah. Justru jika ujian tersebut tidak datang dan jika
musibah tersebut tidak menimpamu, maka akan lebih buruk kondisimu. Allah
Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan boleh jadi kalian membenci sesuatu
padahal ia amat baik bagi kalian” (QS. Al-Baqoroh : 216).
- Bahkan
bisa jadi musibah atau ujian yang kita benci tersebut bahkan mendatangkan
banyak kebaikan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka mungkin
kalian membnci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak” (QS. An-Nissa : 19).
Ingatlah bahwasanya tidak ada istirahat total, kegembiraan total, kecuali di akherat kelak. Selama anda masih hidup di dunia maka siap-siaplah dengan ujian yang menghadang. Bersabarlah, tegarlah demi meraih ketentraman dan kebahagiaan abadi kelak di surga. Wallahu a'lam bissawab. (mth234)
Tidak ada komentar