TRADISI NU, AYAT KURSI SEBAGAI ZIKIR HARIAN
Foto by Google |
Dalam keseharian kita tentu sering
berhadapan ragam problematika kehidupan, sehingga perlu adanya kiat untuk
mengurainya. Di antara kiat itu adalah membiasakan berdzikir tiap hari,
khususnya setelah selesai shalat wajib. Di antara bacaan dzikir yang disunahkan,
termasuk setelah shalat Jumat, adalah ayat kursi.
Berikut bacaan ayat kursi:
اللَّهُ لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا
بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi selalu mengatur
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Dia Maha Pemilik segala hal
yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang bisa memberi syafa’at di sisi-Nya
tanpa izin-Nya? Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan mereka dan
di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Allah kecuali
telah dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. al-Baqarah: 255)
Keistimewaan membaca ayat kursi
berdasarkan hadits riwayat Imam Nasai dalam Sunan al-Kubra dari Abu Umamah al-Bahiliy,
Nabi SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ
آيَةَ الكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ
دُخُوْلِ الجَنَّةِ اِلاَّ اَنْ يَمُوْتَ
Artinya: Barang siapa membaca ayat
kursi setiap selesai salat wajib, tidak ada yang menghalanginya masuk surga
selain kematian.
Sayyid Muhammad Alawi al-Makki al-Maliki
mengatakan dalam Syawariq al-Anwar mengutip hadits Sahih Bukhari Muslim
dari jalur Abu Hurairah: Barang
siapa yang membaca ayat kursi ketika akan tidur maka ia akan dijaga Allah
dari gangguan Setan (seperti waswas dan gelisah, sulit tidur) sampai waktu
subuh.
Beberapa pesantren ditengarai
merutinkan bacaan ayat kursi sebagai dzikir harian dan mentradisikan dzikir
ayat kursi setelah shalat subuh dan magrib. Oleh karena itu dalam tradisi
NU, ayat kursi disertakan dalam bacaan tahlil, istighotsah dan menjadi dzikir
harian yang populer, sebab memiliki segudang keistimewaan di dalamnya. Wallahu
a’lam bissawab (mth234)
Tidak ada komentar